Selasa, 24 April 2012

Prolog Makan Bubur

Nasi sudah menjadi bubur, tapi warung bubur ayam akan selalu dapat kita temui di hampir seluruh pelosok Indonesia, yang artinya masih banyak juga orang yang suka makan bubur. Dengan pertimbangan sederhana itulah gue mencuekkan diri untuk tetap mengunggah materi wawancara dengan salah tiga dari motor penggerak komunitas musik ekstrim di kota Bengkulu : Yanto Oebanoistic, Rino Imhotep, dan band Trapszoitch.

Sungguh, materi ini udah sangat gak up to date karena sebenernya wawancara ini dibuat untuk dimuat dalam terlaknatzine versi cetak yg rencananya akan dirilis di akhir 2010. (Edan, pemalas banget gua ya?! haha!) Tapi hal paling mendasar yang mendorong gue untuk tetap mengunggah wawancara ini adalah karena ketiga oknum yg saya wawancarai ini masih aktif menghidupkan komunitas musik ekstrim di Bengkulu.

Mungkin pada saat tulisan ini diunggah band-band yang ada diwawancara ini sudah bubar atau vakum atau berubah personilnya, tapi pribadi-pribadi yang ada di wawancara ini gue lihat masih menjadi bahan bakar untuk bergeraknya scene musik ekstrim bengkulu dengan bekerja keras bersama kawan2 yg lain untuk mengadakan pertunjukan-pertunjukan dan bahkan pada bulan Februari lalu sudah merilis kompilasi punk & metal Bengkulu yang pertama!

Akhirul kata gue ucapin terimakasih buat semua yg menyempatkan diri membaca zine ini, dan jangan ragu untuk menghubungi band-band yang ada di ketiga wawancara berikut ini.


selamat makan bubur!








Tidak ada komentar:

Posting Komentar