Senin, 01 Maret 2010

BINATANG ITU MUNTAH DI BENGKULU : wawancara dengan Bestial Vomit, (Italia)

MUNTAH SEPERTI BINATANG atau BESTIAL VOMIT (BxVx) dalam bahasa Inggris, adalah band dari Roma, Italia yang pada tanggal 21 maret 2010 nanti akan menjadi band underground dari luar Indonesia yang pertama kali bermain di Bengkulu. Kota Bengkulu adalah salah satu kota yang mereka singgahi dalam rangkaian tour mereka di Indonesia yang bertajuk GRINDONESIA. BxVx adalah salah satu band yang mewujudkan slogan Do It Yourself (D.I.Y.) dalam kehidupan mereka sehari-hari. Melalui Lo-Fi Records, label rekaman yang dibuat oleh vokalis BxVx yang juga merupakan satu-satunya pendiri band yang masih tetap ada di BxVx, mereka telah merekam puluhan split dengan berbagai band dari Amerika Selatan hingga Asia Tenggara. Beberapa band dari Indonesia yang pernah berkolaborasi membuat rekaman bersama (split) dengan BxVx adalah Extreme Hate, Proletar, Chaos Anarchy, Extreme Decay, dan To Die.

Pada awalnya saya tidak berencana untuk membuat wawancara ini, tapi hanya menerjemahkan wawancara mereka dengan POPSTER pada bulan Maret 2009. Tapi sewaktu saya memberitahu mereka mengenai rencana itu melalui komentar di wall halaman myspace mereka, Joseph dari BxVx malah menawarkan saya untuk membuat wawancara yang baru. dan tentu saja langsung saya ambil kesempatan itu! Wawancara ini berlangsung via email. Saya kirim pertanyaan, mereka menjawab. Wawancara ini terdiri dari 2 email. Email pertama dijawab oleh Nico dan Joseph, dan email kedua hanya dijawab oleh Joseph.

Ok, rasanya sudah terlalu panjang pendahuluan ini. Silahkan, langsung saja nikmati wawancara saya dengan band yang luar biasa ini!


Helo BxVx, Rencana kedatangan kalian ke Bengkulu adalah berita yang luarbiasa! Saya bersemangat sekali nih! Pertama, bisakah kalian ceritakan sejarah band ini? Dan musik macam apa yang kalian mainkan? Karena sebagian besar dari kami di Bengkulu belum pernah dengar band kalian, dan siapa saja yang ada di BxVx untuk tur Grindonesia yang akan datang?
Hi! Kami lahir di pertengahan 2003 tanpa kepikiran akan memainkan musik seperti ini. Kami cuma mau memainkan musik yang berisik dan anti musikal tanpa menghormati batasan-batasan musik dan telinga pendengar ; selama hidupnya banyak orang yang ada di BxVx (Cuma saya pendiri band ini yang masih tersisa)  dan kami memainkan beberapa jenis musik :  grind, noise, hc, crust, sludge.... Kami sudah membuat split dengan hampir separuh dunia, dan kami sangat bangga dengan apa yang kami sudah buat hingga sekarang.. tapi kami belum juga bisa memainkan musik bagus!
Aspek utama lainnya dari band ini adalah etikanya, untuk total dalam D.I.Y (Do-It-Yourself) Line up yang sudah siap untuk Indonesia adalah :
CEDRO - VOX
NICOLA - GUITAR
GIAN - BASS
CAPOCCIA - DRUM
JOSEPH - VOX

Kami ingin tahu tentang musik yang mempengaruhi BxVx, tolong dicertakan… 
Umh, pertanyaan sulit, tapi menurut saya pengaruh utama kami adalah old grindcore seperti AGX-ROT-UNHOLY GRAVE-TERRORIZER-BRUTAL TRUTH-NAPALM DEATH-CARCASS-PHOBIAASSUCK-CRIPPLE BASTARD-IMPETIGO dan banyak lagi. Juga band-band yang ada di scene sekarang, banyak yang sangat menginspirasi kami. ARCHAGATHUS; kami tidak bisa melupakan scene harsh noise and noisecore scene yang merupakan bumbu-bumbu penting untuk resep kami seperti PERMANENT DEATH (dewaa!!!), WARSORE, BRIGADO DO ODIO, ATACO EPILETICO, DECHE CHARGE, ANAL CUNT, 7 MINUTES OF NAUSEA, GEROGERIGEGEGE, MERZEBOW  dan tentunya kami juga sedikit dipengaruhi band slow tempo beraliran sludge-funeral, seperti yang dapat ditemui di bagian ultra slow insert, salah satu nama band yang berpengaruh bagi kami adalah tentu saja, CORRUPTED.
 
Bisakah kalian buat daftar 5 album yang paling mempengaruhi kalian?
Wah, susah juga nih..
I - "GREATEST HITS" QUEEN
II - "LEGION" DEICIDE
III - "NECROTICISM..." CARCASS
IV - "WORLD DOWNFALL" TERRORIZER
V - "A LONG COLD STARE" ROT

Bisakah kalian ceritakan semuanya mengenai tur Grindonesia : Bagaimana awal mulanya? Bagaimana kalian menjalankan tur ini? (akan naik apa kalian, berapa orang yang ikut, bagaimana kalian membiayai tur ini, dan lain-lain.), dan apakah yang kalian harapkan dari melakukan tur ini?

Joseph:
Ide untuk melakukan tur Grindonesia sudah ada dari dulu.
Sejak saya memulai band dan label ini , saya perhatikan kalo orang-orang sinting di Indonesia banyak yang tergila-gila dengan musik kami yang kotor dan cepat. Kolaborasi awal kami adalah dengan band-band dan orang-orang dari Negara kalian.

Orang-orang yang sudah hampir lebih dari 10 tahun melakukan kontak dengan kami, orang-orang yang dengan mudah didefinisikan sebagai TEMAN. Dan untuk saya, kata itu (TEMAN-red) sangatlah penting. Mereka selalu bercanda : “main kesini dong.. Ayo Joseph, buat tur…”

Saya langsung memutuskan untuk pergi ke Indonesia, dengan atau tanpa BxVx, Tapi saya sungguh beruntung karena waktu kondisinya sudah memungkinkan bagi saya untuk berangkat, saya bertemu 4 orang gembel bajingan seperti saya yang juga siap untuk tur! Saya sangat gembira karena ini mimpi yang menjadi kenyataan.

Kami akan melakukan tur Indonesia dengan minibus yang kita sewa, yang namanya “travello” (ini nama asli mobil ini, yang kalau di bahasa local kami artinya transeksual (bencong-red) ahahahaha), Pada bagian pertama tur, kami bersama teman-teman kami Kazamate, yang juga dari Italia; bagian keduanya sendiri saja.

Kami mendapat uang (untuk tur- red) dari kerjaan kami yang menyebalkan dan dari keuntungan yang didapatkan orang-orang sinting di Indonesia untuk kami. Mereka membuatkan kaos, pin, stiker, dan pernak-pernik lainnya, untuk membantu kami mendapat uang. Kami percaya betul pada etika D.I.Y dan kami sangat menghargai apa yang dilakukan teman-teman senegaramu.

Saya bener-bener nggak tahu berapa orang yang akan kami temui, saya harap lebih dari 1000!
Ini adalah aspek yang peling menarik kalau kita bepergian jauh, kamu bisa ketemu orang dengan budaya yang benar-benar berbeda dan kamu bisa menemukan cara yang baik untuk bisa menyelaraskannya dengan damai. Saya suka sekali hal itu.

Selalu kalau saya bepergian, saya selalu dengan pikiran jernih. Saya tidak mengharapkan apapun. Saya lihat saja selangkah demi selangkah

Tujuan utama saya (untuk tur) adalah bertemu muka dengan MY REAL BROTHERS Cece, Ipuletar, Indra & Donald (saya juga mau kenal teman-teman kami yang membantu kami akhir-akhir ini, dan yang sudah saya kenal bertahun-tahun lalu.) Saya sangat menantikan pertemuan dengan mereka.
 
[Nico] :
Kami suka sekali cara orang Indonesia menyikapi grindore. Tanpa tedeng aling-aling, tanpa kompromi, dan D.I.Y.

Dan pemandangan alam kalian luar biasa, Indah sekali! Tau nggak, itu persis seperti sisi dunia yang berlawanan dibandingkan di Itali. Saya harap saya bisa bersenang-senang dalam tur ini tapi harapan utama saya adalah untuk bertemu dengan banyak orang, ngobrol dengan mereka untuk membangun jaringan dan belajar sesuatu mengenai budaya kalian dan cara kalian hidup. Perjalanan ini juga menjadi kesempatan buat saya untuk mengenali diri sendiri, melihat diri saya sendiri.
  
Tentang gig di Bengkulu : kenapa kalian memutuskan untuk manggung di Bengkulu? Informasi apa yang sudah kamu dapat mengenai kota Bengkulu dan komunitas underground-nya.
(Joseph)
Saya musti jujur sama kamu Antox, saya belum pernah mendengar atau membaca apapun tentang Bengkulu sebelum kami tahu kalau akan bermain di kota kalian. Yang bisa saya sebutkan sekarang paling  cuma apa yang saya bisa baca lewat Wikipedia.. Tapi percayalah, telinga saya akan selalu terbuka lebar untuk mendengar kamu dan teman-temanmu bercerita tentang budaya dan sejarah kota kalian! Saya betul-betul ingin tahu info sebanyak mungkin yang bisa saya dapat dari kalian.
Tentang komunitas underground-nya, kami terus terang saja: Saya belum tahu apa-apa.

Gimana kalau kamu tulis berita tentang komunitas kalian dan masukkan ke salah satu majalah yang saya buat??? (Bagaimana, anak-anak underground Bengkulu, ada yang tertarik? – red)


Dari membaca wawancara kalian dengan Popster, saya tahu kalau kamu (Joseph-red) suka mabuk-mabukan dan bersenang-snang dengan perempuan yang baru dikenal. Kalau kalian mendapat kesempatan untuk melakukannya di setiap kota yang kalian singgahi dalam tur nanti, apakah kalian akan melakukannya?

[Nico]
Buat saya sih sama saja! Seperti yang diucapkan William Blake “ Perjalanan melampaui batas membawa kita menuju kerajaan kebijakan” jadi mari kita nikmati dan senang-senang, let’s griiiiiiiiiind! (tapi juga menghargai kebebasan orang lain!)

[Joseph]
Jangan dianggap serius, man! Kami lebih parah dari yang kamu bayangkan!!!! Ahahahahahah
Sejujurnya itu tergantung pada waktunya, ada waktunya saya mabuk tiap malam karena saya punya banyak waktu luang dan kadang dalam berminggu-minggu saya gak bisa kemana-mana.
Saya sepakat sekali dengan Nicola. Kami akan nge-grind dan berpesta setiap saat tapi dengan selalu menghargai hak orang lain juga. Itu yang paling utama.

Sejak kapan kalian mulai aktif di scene underground, dan bagaimana itu bisa terjadi?
Saya mulai main di pertengahan tahun sembilanpuluh, waktu saya masih di sekolah menengah. Beberapa tahun kemuian (tahun 95-96) saya mulai menyadari kalau perbedaan antara “artis” dan “fan” hanya sebuah formalitas yang bodoh karena band-band underground yang saya kagumi jugalah orang-orang yang sama dengan saya, yang punya masalah-masalah yang sama dalam bermain musik dan mengadakan pertunjukan.

Di tahun yang sama saya mulai berbarter dan membeli barang-barang dari band-band underground lain. Awalnya dari Italia, dan berlanjut hingga ke seluruh dunia. Tapi yang menjadi titik balik (tanpa ada kemungkinan untuk berbalik kembali) adalah ketika saya membentuk BxVx.. karena pada saat itu pula label kami, Lo-Fi Records lahir juga

Pada masa itu saya merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, karena saya merilis rekaman untuk banyak band dari luar negeri, dan mengelola banyak tur.

Yang paling penting bagi saya adalah untuk membangun sesuatu yang lebih dadi sekedar apek musikal. Ok, kita adalah bagian dari sebuah jaringan yang luas, tapi itu menurut  saya tidak cukup. Beberapa orang di dunia ini tahu bahwa saya akan selalu ada jika mereka butuh…

Apa pengalaman yang paling berkesan untuk kalian sejak kalian aktif di scene underground?
Ada beberapa pengalaman, sebagian buruk, sebagian lagi baik… Saya mau menceritakan dari kedua sisi.
Beberapa waktu lalu saya pergi ke Belgia untuk menghadiri pemakaman sahabat saya Tony, di Belgia – Saya sudah mengenalnya hampir 10 tahun – dan saya bertemu dengan satu pasangan dari Italia yang juga pergi ke Belgia untuk hadir ke pemakaman Tony. Mereka dating sebagai tamu di rumah Jan dan saya sebelumnya belum pernah mengenal mereka baik di Italia atau dimanapun.
Tentu saja hari itu tragis, tapi juga melahirkan sebuah persahabatan antara saya dengan pasangan tersebut. Ini tandanya kalau Tony sudah meninggalkan sesuatu buat kami.

Saat ini saya dan Giancarlo (nama orang itu) akan mengadakan tur bersama ke Indonesia. Saya bangga sekali bisa mengadakan tur bersama dia dan band gila-nya yang dinamakan Kazamate.

Pengalaman hebat lainnya adalah waktu Ipuletar dari band Proletar menjadi ayah untuk pertama kalinya pada tahun lalu. Kebetulan sekali Rival (nama anaknya Ipul) lahir di hari yang sama dengan saya! Tak bisa dipercaya! Dalam waktu-waktu saya mengadakan tur di Indonesia, Rival akan merayakan ulang tahunnya yang pertama dan saya akan merakayakan yang ke-30.


Permasalahan apa saja yang kalian angkat dalam lirik lagu kalian? Apa yang mendorong kalian untuk menulisnya?
Ada banyak ironi di lirik kami, kami benci orang dan khususnya band yang menganggap dirinya terlalu serius. Tapi dalam cara kami (yang gak selalu ironsi), kami berbicara mengenai topic-topik yang penting dan actual, dan tentu saja mata dan telinga kami yang lelah akan situasi saat ini menjadi penggerak utamanya

Kemarin kami memainkan 2 lagu baru : PALEOKOSTAS and ZOZZATE (C.I.E.).
Lagu yang pertama bercerita tentang seorang dari Yunani yang melakukan perampokan bank dengan motif sosial, dia mengambil uang dari bank lalu mendistribusikannya ke rakyat miskin di pedesaan. Sekarang orang itu mendekam di penjara Yunani.

Lagu satunya lagi bercerita tentang peraturan Italia yang baru, yang disebut C.I.E., yang isinya semua imigran yang tidak punya dokumen akan dipenjara, meskipun mereka tidak melakukan tindakan criminal. This sucks!

Pernahkan kalian membawakan lagu dari band lain ketika kalian manggung? Jika pernah, lagu apa yang kalian mainkan?
Kami akan memainkan lagu MASS MEDIA dari INDIGESTI (band HC-Punk Italia, buat mereka yang belum tahu) Tapi ini akan menjadi cover song pertama yang kami mainkan di panggung.

Jika kalian berkesempatan untuk memproduksi dan menampilkan musik bersama artist lain (artist apapun, genre apapun), siapakah yang akan menjadi artist tersebut? Dan kenapa?
Impian saya adalah untuk membuat sesuatu bersama band dari Jepang CORRUPTED!!! Tidak penting bentuknya,  Apapun jadi (manggung, buat split, produksi, mix)

Apakah kalian suka membaca? Apakah buku terakhir yang kalian baca, dan buku apa yang nenurut kalian adalah buku terbaik yang pernah kalian baca?
[Nico]
Saya sangat suka membaca. Membaca adalah salah satu cara untuk membuka pikiran kita terhadap apa yang terjadi di sekitar kita. Saya banyak membaca buku-buku anarkis dan filsafat, tapi saya suka juga buku-buku petualangan tentang bajak laut, ksatria, dan buku-buku sejarah… Buku terakhir yang saya baca dan masih saya baca (mudah-mudahan masih juga waktu tur nanti ahhahah!) adalah “The Star Rover” karya Jack London. Buku favorit saya? Susah juga, tapi mungkin buat saya adalah probably The Ego and Its Own (Max Stirner) dan Thus Spoke Zarathustra (Friedrich Nietzsche).

 (Joseph)
Saya juga sangat suka membaca tapi saya tidak terlalu suka literature klasik. Saya lebih menyukai essay dan manual. Saya mulai membaca 100 buku dan menyelesaikannya perlahan-lahan. Saat ini ada 4 buku di tempat tidur saya: sebuah buku manual rekaman audio, manual agama-agama di seluruh dunia ; the archaic religion in Rome” oleh Georges Dumezil, dan buku pertama “history of Rome” oleh Theodore Mommsen. Buku terbaik yang pernah saya baca? Mmm, pertanyaan sulit mungkin adalah “catcher in the rye” oleh Salinger. Bagaimanapun membaca buku bukan menjadi salah satu hal yang paling penting buat saya.

Dapatkah kalian menceritakan pada kami tentang Heidi, artist yang kalian tampilkan dalam lagu kalian “Respect 4 the Animals”?
Heidi adalah anjing betina milik vokalis kami, Cedro. Dia selalu ada di depan pintu waktu kami latihan, tapi dia masuk ke dalam hanya sewaktu kami selesai latihan.
Sepertinya dia benci juga dengan musik yang kami mainkan! ahahahahahaha

Yang terakhir, Bolehkah saya minta kata penutup untuk anak-anak scene underground
Bengkulu? Terimakasih banyak untuk terjadinya wawancara ini. See you at the pit in Bengkulu!!
[Nico]
Hi brotherz! Siapkan penutup telinga kalian, karena kami akan mencuci kotoran kuping kalian! Terus nge-grind!
Muntah Seperti Binatang kami datang! (kalimat ini asli, bukan terjemahan –red)

 (Joseph)
Kami amat sangat siap untuk bertemu kalian! Kegairahannya sampai ke awang-awang! Tapi tolong
KALAU KAMU SUKA MUSIK YANG INDAH, JANGAN TONTON PANGGUNG BESTIAL VOMIT
Ahahahahahah

Terimakasih sudah mendukung kami dengan mengadakan wawancara ini, yang bilang pada saya kalau sebelumnya belum pernah ada band dari luar main di Bengkulu.

Saya harap di kemudian hari kota kalian akan didatangi oleh band-band yang lebih baik daripada band kami yang gak karuan ini, dan scene kalian bisa tumbuh sehat dan kuat!
TERIMA KASIH! BAJINGAN DATANG!!!

NB :
Untuk kalian yang tertarik untuk mengontak band ini, langsung saja kirimkan surat kalian ke:
cedipo@libero.it
www.myspace.com/bestialvomitnoise
JOSEPH DI PORTO
VIALE CADUTI NELLA GUERRA DI LIBEAZIONE 312
00128 ROMA (ITALY)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar